EXO CHIBI

Jumat, 15 April 2016

TUGAS SEKOLAH



LAPORAN STUDI TOUR
Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti ujian kenaikan kelas
Tahun Pelajaran 2015-2016




Disusun oleh
1.      Cindy Agil Widyaningrum     (08/XI MIPA 1)
2.      Galuh Ade Novi                                 (11/XI MIPA 1)
3.      Lina Ikrima Dina                                 (15/XI MIPA 1)
4.      Nanda Nur Aini Dewi                        (17/XI MIPA 1)


SMA NEGERI 1 KALASAN
2015



BAB I
PENDAHULUAN

A.                LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini pendidikan merupakan jendela dunia, sebagai wacana utama bagi kalangan kaum terpelajar kecerdasan emosional mengisyaratkan keseimbangan antara dunia konseptual dengan dunia konsektual. Hal ini menentukan setiap pelajar untuk berperan aktif di dalam mencari sumber ilmu dan pengalaman yang baru terutama menganai dunia pendidikan.
 Pendidikan tidak hanya  berorientasi kepada penyajian materi ataupun teori yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru saat di kelas saja, tetapi lebih dari itu kemampuan untuk berorientasi pada kegiatan study tour sangatlah menunjang terutama kecakapan pelajar dalam membangun potensi diri dan pengembangan kualitas pendidikan.
Sebab itulah untuk mewujudkannya ada beberapa kegiatan yang menunjang pendidikan, salah satunya yang sangat menunjang adalah  study tour. Dengan study tour, siswa dapat lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan.
Kegiatan study tour di samping sebagai sarana refreshing namun juga sebagai wujud pendidikan luar kelas (out door) dengan melalui prakter dan melihat secara langsung obyek-obyek keilmuan yang baru.
B.        TUJUAN KEGIATAN STUDY TOUR
Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan laporan perjalanan ini serta dalam pelaksanaan study tour adalah sebagai berikut:
1. Menyelesaikan tugas sebagai syarat mengikuti ujian semester genap.
2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.
3. Untuk mengetahui objek wisata yang ada di Jogja.
4. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah air.
5. Dapat mensyukuri keindahan alam.
6. Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang telah didapat sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
C.        MANFAAT STUDY TOUR
1. Menambah dan meningkatkan pengetahuan/wawasan tentang nilai-nilai Religius, Sejarah, Tekhnologi, Ilmu Pengetahuan dan Rekreasi.
2.  Meningkatkan apresiasi dan kreasi siswa.
3.  Meningkatkan rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman baru yang   bersifat langsung.
5.  Membangun keakraban antar siswa dan guru

BAB II
ISI
A. LAPORAN KUNJUNGAN KE CANDI BOROBUDUR DAN KETEP
1. Borobudur
            Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Candi Borobudur merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Borobudur mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Luas bangunan Candi Borobudur 15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan. Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
            Dinding-dinding Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing 2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter setelah tersambar petir.
            Menurut hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor Jawa Barat.
            Bangunan serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa.
            Berbeda dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun, termasuk di India. Dan itulah salah satu kelebihan Candi Borobudur yang merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.
            Melihat kemegahan bangunan Candi Borobudur saat ini dan candi-candi lainnya di Indonesia telah memberikan pengetahuan yang besar tentang peradaban bangsa Indonesia. Berbagai ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp. Kita patut menghargai usaha-usahanya mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam membangun kembali candi ini.
            Candi Borobudur dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9 . Borobudur dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Dinasti Dinasti. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti dinasti. Pendiri Candi Borobudur, Raja Samaratungga dari atau dinasti dinasti dinasti. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar 824 AD dan selesai sekitar 900 Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani putri Samaratungga. Sementara arsitek yang membantu membangun candi ini untuk cerita turun-temurun bernama Gunadharma.
            Borobudur kata-kata sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, yang memberikan nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis bahwa orang tua yang memberikan nama ini Candi Borobudur. Hanya satu dokumen tertua yang menunjukkan adanya candi ini Nagarakretagama buku yang ditulis oleh MPU tahun 1365 Prapanca Buku tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat untuk meditasi Buddhis.
            Arti dari "biara di pegunungan" nama Borobudur yang berasal dari kata "bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (bukit atau tanah tinggi) di sansekerta. Oleh karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadah Buddha.
            Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Jadi, karena letusan gunung berapi, menutupi sebagian besar bangunan Borobudur tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga ditutupi dengan berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan dalam waktu Islam datang ke Indonesia sekitar abad ke-15.
            Pada tahun 1814, ketika Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar tentang penemuan benda arkeologi besar di desa Bumisegoro Kabupaten Magelang. Karena minat yang besar dalam sejarah Jawa, dan kemudian segera memerintahkan Raffles HC Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
            Cornelius dibantu oleh sekitar 200 orang jatuh pepohonan dan menyingkirkan semak yang menutupi bangunan raksasa. Karena bangunan sudah rapuh dan bisa runtuh, kemudian melaporkan kepada Kornelius penemuan Raffles berisi beberapa gambar. Sejak penemuannya, adalah Raffles bernama pria yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh kawasan candi telah digali. Candi ini diadakan kembali di era kolonial Belanda.
            Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1956 Pemerintah Indonesia meminta bantuan dari UNESCO untuk memeriksa kerusakan Borobudur. Jadi, pada tahun 1963. Dari keputusan Pemerintah Indonesia resmi untuk melaksanakan pemugaran Candi Borobudur oleh UNESCO ini namun dipulihkan hanya benar-benar mulai terjadi pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses renovasi baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, ditunjuk Borobudur sebagai Dunia atau World Heritage Site oleh UNESCO.

2. Ketep Pass
Ketep Pass adalah salah nama sebuah objek wisata di Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass ini merupakan Obyek Wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas wisata kegunungapian, khususnya Gunung Merapi.Pada tanggal 17 Oktober 2002, Ketep Pass diresmikan sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5 Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Lokasi Ketep Pass berada di puncak Bukit Sawangan (pertengahan antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu). Ketep Pass berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luas areanya kurang lebih 8000 meter persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari Mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Kota Boyolali, dan 30 km dari Candi Borobudur. Dari Kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan. Lokasi obyek wisata Ketep Pass ini mudah dijangkau baik dengan bus besar, minibus, sedan atau sejenisnya maupun sepeda motor karena medan jalannya yang tidak terlalu susah untuk dilewati.
Ketep Pass memiliki beberapa fasilitas diantaranya yaitu:
1.  Museum Vulkanologi: Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi. Di dalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan kisah dari aktivitas Gunung Merapi.
2. Bioskop mini: Memiliki kapasitas tempat duduk yang cukup banyak, yaitu 78 kursi. Bioskop ini menyajikan film berupa sejarah dari Gunung Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi, jalur-jalur pendakian,penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung Merapi, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu. Durasi dari film ini cukup pendek, hanya sekitar 25 menit.
3. Teropong: Jumlah teropong yang ada di Ketep Pass ini adalah dua buah. Masing-masing berada di puncak Panca Arga dan Gardu Pandang.Dengan alat ini, para pengunjung dapat melihat dengan jelas keindahan panorama Gunung Merapi, Merbabu dan gunung-gunung yang lain.
4. Pelataran Pancaarga: Mempunyai arti lima gunung. Lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass. Dari puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat 5 gunung, yaitu Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain kelima Gunung tersebut pengunjung juga dapat melihat dan menikmati gunung-gunung kecil dan bukit-bukit yang sangat indah antara lain Gunung Tidar, Gunung Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh, Bukit Telomoyo, dan lain-lain.
5. Gardu panjang: Berupa dua buah gazebo masing-masing dengan ukuran empat persegi panjang dan bangunan segi delapan dengan panjang panjang sisi lima meter. Dari Gardu Padang ini, pengujung dapat melihat keindahan alam Gunung Merapi dan Merbabu, serta hamparan lahan pertanian yang ada di kedua kaki Gunung tersebut.
B. KESIMPULAN
Dari hasil laporan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal dari kegiatan study tour ke Candi Borobudur dan Ketep Pass, diantaranya adalah:
1. Candi Bororbudur dan Ketep Pass adalah salah satu diantara banyaknya keindahan alam dan budaya yang terdapat di Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan.
2. Candi Borobudur menyimpan salah satu sejarah kerajaan budha di Indonesia.
3. Candi  Borobudur  merupakan  salah  satu  dari  tujuh  keajaiban  dunia,  serta  merupakan  tempat  wisata  yang  ramai  dikunjungi  turis  dari  dalam  maupun  luar  negeri.
4.Candi  Borobudur  merupakan  candi  kuno  peninggalan  agama  Budha  yang  merupakan  campuran  kebudayaan  Jawa  dan  Hindu-Budha.
5.Borobudur  sekarang  selain  tempat  suci  bagi  umat  Budha,  adalah  sebagai  monumen  kebudayaan  bangsa  dan  monumen  peninggalan  sejarah  serta  menjadi  pusat  penelitian  dari  berbagai  negara,  dan  mempunyai  daya  tarik  yang  luar  biasa.


 BAB III
PENUTUP


A.KESIMPULAN

Dengan adanya pembuatan karya tulis ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami jadikan bekal untuk kedepannya. Serta dalam pembuatan karya tulis ini membuat kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang telah kami terima
Dan dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada pembangunan bangsa dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di bidang pendidikan, dan kebudayaan.Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya guna yang lebih luas.
B.SARAN
Didalam pembuatan laporan ini, penulis sebagai manusia biasa pastilah banyak sekali kesalahan untuk itu demi menyempurnakan laporan ini kritik dan saran yang bersifat membangun akan selalu penulis harapkan.
Adapun saran-saran yang bisa penulis berikan untuk teman-teman semua yang mengikuti kegiatan ini adalah:
1.      Para siswa/siswi seharusnya bersifat kreatif lagi dalam mencari informasi dan ilmu pengetahuan yang baru.
2.      Dengan diadakannya kegiatan study tour ini harusnya bisa diambil manfaatnya.
3.      Study tour hendaknya dijadikan sebagai pengembangan potensi diri bukan untuk ajang bersenang-senang saja.
4.      Supaya  tetap  menjaga  dan  melestarikan  candi  borobudur  yang  menjadi  tanggung  jawab  semua  pihak.
5.       Sebagai  bangsa  yang  baik,  kita  harus  menghargai  hasil  kebudayaan  dan  agama  orang  lain.  Untuk  mencapai  terciptanya  bangsa  dan  negara  yang  damai  dan  tentram.
6.      Diharapkan  bagi  pengunjung  untuk  dapat  memperoleh  peningkatan  dalam  pengajaran  dan  pembelajaran,  khususnya  pemahaman  tentang  budaya  Indonesia.  Selain  itu,  borobudur  merupakan  tempat  suci  bagi  umat  Budha  maka  hendaknya  bagi  pengunjung  harus  bersikap  sopan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar