LAPORAN STUDI TOUR
Disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti
ujian kenaikan kelas
Tahun Pelajaran 2015-2016
Disusun oleh
1.
Cindy
Agil Widyaningrum (08/XI MIPA 1)
2.
Galuh
Ade Novi (11/XI
MIPA 1)
3.
Lina
Ikrima Dina (15/XI
MIPA 1)
4.
Nanda
Nur Aini Dewi (17/XI MIPA 1)
SMA
NEGERI 1 KALASAN
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini pendidikan merupakan
jendela dunia, sebagai wacana utama bagi kalangan kaum terpelajar kecerdasan
emosional mengisyaratkan keseimbangan antara dunia konseptual dengan dunia
konsektual. Hal ini menentukan setiap pelajar untuk berperan aktif di dalam
mencari sumber ilmu dan pengalaman yang baru terutama menganai dunia
pendidikan.
Pendidikan tidak hanya berorientasi kepada penyajian materi ataupun
teori yang disampaikan oleh bapak atau ibu guru saat di kelas saja, tetapi
lebih dari itu kemampuan untuk berorientasi pada kegiatan study tour sangatlah
menunjang terutama kecakapan pelajar dalam membangun potensi diri dan
pengembangan kualitas pendidikan.
Sebab itulah untuk mewujudkannya ada beberapa
kegiatan yang menunjang pendidikan, salah satunya yang sangat menunjang
adalah study tour. Dengan study tour,
siswa dapat lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan.
Kegiatan study tour di samping sebagai sarana
refreshing namun juga sebagai wujud pendidikan luar kelas (out door) dengan
melalui prakter dan melihat secara langsung obyek-obyek keilmuan yang baru.
B.
TUJUAN KEGIATAN STUDY TOUR
Tujuan yang hendak kami capai dalam pembuatan
laporan perjalanan ini serta dalam pelaksanaan study tour adalah sebagai
berikut:
1. Menyelesaikan tugas sebagai syarat
mengikuti ujian semester genap.
2. Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
siswa.
3. Untuk mengetahui objek wisata yang ada di
Jogja.
4. Untuk memupuk rasa cinta terhadap tanah
air.
5. Dapat mensyukuri keindahan alam.
6. Dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang
telah didapat sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
C.
MANFAAT STUDY TOUR
1. Menambah dan meningkatkan
pengetahuan/wawasan tentang nilai-nilai Religius, Sejarah, Tekhnologi, Ilmu
Pengetahuan dan Rekreasi.
2. Meningkatkan
apresiasi dan kreasi siswa.
3. Meningkatkan
rasa cinta tanah air dan budaya bangsa.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan pengalaman baru yang
bersifat langsung.
5. Membangun
keakraban antar siswa dan guru
BAB
II
ISI
A. LAPORAN KUNJUNGAN KE CANDI BOROBUDUR DAN
KETEP
1.
Borobudur
Borobudur adalah obyek wisata
tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan. Candi Borobudur
merupakan candi terbesar kedua setelah Candi Ankor Wat di Kamboja. Borobudur
mirip bangunan piramida Cheops di Gizeh Mesir. Luas bangunan Candi Borobudur
15.129 m2 yang tersusun dari 55.000 m3 batu, dari 2 juta potongan batu-batuan.
Ukuran batu rata-rata 25 cm X 10 cm X 15 cm. Panjang potongan batu secara
keseluruhan 500 km dengan berat keseluruhan batu 1,3 juta ton.
Dinding-dinding
Candi Borobudur dikelilingi oleh gambar-gambar atau relief yang merupakan satu
rangkaian cerita yang terususun dalam 1.460 panel. Panjang panel masing-masing
2 meter. Jadi kalau rangkaian relief itu dibentangkan maka kurang lebih panjang
relief seluruhnya 3 km. Jumlah tingkat ada sepuluh, tingkat 1-6 berbentuk bujur
sangkar, sedangkan tingkat 7-10 berbentuk bundar. Arca yang terdapat di seluruh
bangunan candi berjumlah 504 buah. Sedangkan, tinggi candi dari permukaan tanah
sampai ujung stupa induk dulunya 42 meter, namun sekarang tinggal 34,5 meter
setelah tersambar petir.
Menurut
hasil penyelidikan seorang antropolog-etnolog Austria, Robert von Heine
Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia sudah mengenal tata budaya pada zaman
Neolithic dan Megalithic yang berasal dari Vietnam Selatan dan Kamboja. Pada
zaman Megalithic itu nenek moyang bangsa Indonesia membuat makam leluhurnya
sekaligus tempat pemujaan berupa bangunan piramida bersusun, semakin ke atas
semakin kecil. Salah satunya yang ditemukan di Lebak Sibedug Leuwiliang Bogor
Jawa Barat.
Bangunan
serupa juga terdapat di Candi Sukuh di dekat Solo, juga Candi Borobudur. Kalau
kita lihat dari kejauhan, Borobudur akan tampak seperti susunan bangunan
berundak atau semacam piramida dan sebuah stupa.
Berbeda
dengan piramida raksasa di Mesir dan Piramida Teotihuacan di Meksiko Candi
Borobudur merupakan versi lain bangunan piramida. Piramida Borobudur berupa
kepunden berundak yang tidak akan ditemukan di daerah dan negara manapun,
termasuk di India. Dan itulah salah satu kelebihan Candi Borobudur yang
merupakan kekhasan arsitektur Budhis di Indonesia.
Melihat
kemegahan bangunan Candi Borobudur saat ini dan candi-candi lainnya di
Indonesia telah memberikan pengetahuan yang besar tentang peradaban bangsa
Indonesia. Berbagai ilmu pengetahuan terlibat dalam usaha rekonstruksi Candi
Borobudur yang dilakukan oleh Teodhorus van Erp. Kita patut menghargai
usaha-usahanya mengingat berbagai kendala dan kesulitan yang dihadapi dalam
membangun kembali candi ini.
Candi
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 sebelum masehi atau abad ke 9 . Borobudur
dibangun oleh pengikut Buddha Mahayana pada masa pemerintahan Dinasti Dinasti.
Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti dinasti. Pendiri Candi Borobudur,
Raja Samaratungga dari atau dinasti dinasti dinasti. Kemungkinan candi ini
dibangun sekitar 824 AD dan selesai sekitar 900 Masehi pada masa pemerintahan
Ratu Pramudawardhani putri Samaratungga. Sementara arsitek yang membantu
membangun candi ini untuk cerita turun-temurun bernama Gunadharma.
Borobudur
kata-kata sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas
Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, yang memberikan nama
candi ini. Tidak ada bukti tertulis bahwa orang tua yang memberikan nama ini
Candi Borobudur. Hanya satu dokumen tertua yang menunjukkan adanya candi ini
Nagarakretagama buku yang ditulis oleh MPU tahun 1365 Prapanca Buku tersebut
ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat untuk meditasi Buddhis.
Arti
dari "biara di pegunungan" nama Borobudur yang berasal dari kata
"bara" (candi atau biara) dan "beduhur" (bukit atau tanah
tinggi) di sansekerta. Oleh karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka
tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadah Buddha.
Candi
ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Jadi, karena letusan gunung
berapi, menutupi sebagian besar bangunan Borobudur tanah vulkanik. Selain itu,
bangunan juga ditutupi dengan berbagai pepohonan dan semak belukar selama
berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan dalam waktu Islam
datang ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Pada
tahun 1814, ketika Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles
mendengar tentang penemuan benda arkeologi besar di desa Bumisegoro Kabupaten
Magelang. Karena minat yang besar dalam sejarah Jawa, dan kemudian segera
memerintahkan Raffles HC Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki
lokasi penemuan itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius
dibantu oleh sekitar 200 orang jatuh pepohonan dan menyingkirkan semak yang
menutupi bangunan raksasa. Karena bangunan sudah rapuh dan bisa runtuh,
kemudian melaporkan kepada Kornelius penemuan Raffles berisi beberapa gambar.
Sejak penemuannya, adalah Raffles bernama pria yang memulai pemugaran Candi
Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh kawasan candi
telah digali. Candi ini diadakan kembali di era kolonial Belanda.
Setelah
kemerdekaan Indonesia pada tahun 1956 Pemerintah Indonesia meminta bantuan dari
UNESCO untuk memeriksa kerusakan Borobudur. Jadi, pada tahun 1963. Dari
keputusan Pemerintah Indonesia resmi untuk melaksanakan pemugaran Candi
Borobudur oleh UNESCO ini namun dipulihkan hanya benar-benar mulai terjadi pada
tanggal 10 Agustus 1973. Proses renovasi baru selesai pada tahun 1984. Sejak
tahun 1991, ditunjuk Borobudur sebagai Dunia atau World Heritage Site oleh
UNESCO.
2.
Ketep Pass
Ketep Pass adalah salah nama sebuah objek
wisata di Ketep, Sawangan, Magelang, Jawa Tengah. Ketep Pass ini merupakan
Obyek Wisata alam yang dikembangkan dengan ciri khas wisata kegunungapian,
khususnya Gunung Merapi.Pada tanggal 17 Oktober 2002, Ketep Pass diresmikan
sebagai kawasan wisata jalur Solo–Selo–Borobudur (SSB) oleh Presiden ke-5
Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri.
Lokasi Ketep Pass berada di puncak Bukit
Sawangan (pertengahan antara Gunung Merapi dan Gunung Merbabu). Ketep Pass
berada pada ketinggian 1200 meter dpl dan luas areanya kurang lebih 8000 meter
persegi. Ketep pass ini berjarak 21 km dari Mungkid, 17 km dari Desa Blabak ke
arah timur, 30 km dari Kota Magelang, 35 km dari Kota Boyolali, dan 30 km dari
Candi Borobudur. Dari Kota Salatiga yang berjarak sekitar 32 km, Ketep Pass
dapat dicapai melalui Kopeng dan Desa Kaponan. Lokasi obyek wisata Ketep Pass
ini mudah dijangkau baik dengan bus besar, minibus, sedan atau sejenisnya
maupun sepeda motor karena medan jalannya yang tidak terlalu susah untuk
dilewati.
Ketep Pass memiliki beberapa fasilitas
diantaranya yaitu:
1.
Museum Vulkanologi: Museum ini memiliki luas kurang lebih 550 m persegi.
Di dalamnya berdiri miniatur Gunung Merapi, komputer interaktif yang berisi
tentang dokumen kegunungapian, beberapa contoh batu-batuan bukti letusan dari
tahun ke tahun, poster puncak Garuda yang berukuran 3x3m, poster peringatan
dini lahar Gunung Merapi, dan juga beberapa foto dan poster yang menggambarkan
kisah dari aktivitas Gunung Merapi.
2. Bioskop mini: Memiliki kapasitas tempat
duduk yang cukup banyak, yaitu 78 kursi. Bioskop ini menyajikan film berupa
sejarah dari Gunung Merapi yang meliputi peristiwa terbentuknya Gunung Merapi,
jalur-jalur pendakian,penelitian di puncak Garuda, letusan dahsyat Gunung
Merapi, dan berbagai peristiwa yang terjadi dalam rentetan waktu tertentu.
Durasi dari film ini cukup pendek, hanya sekitar 25 menit.
3. Teropong: Jumlah teropong yang ada di
Ketep Pass ini adalah dua buah. Masing-masing berada di puncak Panca Arga dan
Gardu Pandang.Dengan alat ini, para pengunjung dapat melihat dengan jelas
keindahan panorama Gunung Merapi, Merbabu dan gunung-gunung yang lain.
4. Pelataran Pancaarga: Mempunyai arti lima
gunung. Lokasi ini merupakan puncak tertinggi di Obyek Wisata Ketep Pass. Dari
puncak tertinggi ini pengunjung dapat melihat 5 gunung, yaitu Merapi, Merbabu,
Sindoro, Sumbing, dan Slamet. Selain kelima Gunung tersebut pengunjung juga
dapat melihat dan menikmati gunung-gunung kecil dan bukit-bukit yang sangat
indah antara lain Gunung Tidar, Gunung Andong, Gunung Pring, Bukit Menoreh,
Bukit Telomoyo, dan lain-lain.
5. Gardu panjang: Berupa dua buah gazebo
masing-masing dengan ukuran empat persegi panjang dan bangunan segi delapan dengan
panjang panjang sisi lima meter. Dari Gardu Padang ini, pengujung dapat melihat
keindahan alam Gunung Merapi dan Merbabu, serta hamparan lahan pertanian yang
ada di kedua kaki Gunung tersebut.
B. KESIMPULAN
Dari hasil laporan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal dari kegiatan
study tour ke Candi Borobudur dan Ketep Pass, diantaranya adalah:
1. Candi Bororbudur dan Ketep Pass adalah salah satu diantara banyaknya
keindahan alam dan budaya yang terdapat di Indonesia yang harus dijaga dan
dilestarikan.
2. Candi Borobudur menyimpan salah satu sejarah
kerajaan budha di Indonesia.
3. Candi Borobudur merupakan salah satu
dari tujuh keajaiban dunia, serta merupakan
tempat wisata yang ramai dikunjungi turis
dari dalam maupun luar negeri.
4.Candi Borobudur merupakan
candi kuno peninggalan agama Budha yang
merupakan campuran kebudayaan Jawa dan
Hindu-Budha.
5.Borobudur sekarang selain
tempat suci bagi umat Budha, adalah
sebagai monumen kebudayaan bangsa dan monumen
peninggalan sejarah serta menjadi pusat
penelitian dari berbagai negara, dan
mempunyai daya tarik yang luar biasa.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dengan
adanya pembuatan karya tulis ini kami dapat memperoleh manfaat yang akan kami
jadikan bekal untuk kedepannya. Serta dalam pembuatan karya tulis ini membuat
kami lebih terampil dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas yang telah kami
terima
Dan
dari beberapa objek yang telah kami kunjungi maka dapat kami simpulkan bahwa objek-objek
itu mempunyai potensi dan manfaat dalam berpatisipasi pada pembangunan bangsa
dewasa ini pada masa yang akan mendatang, khususnya di bidang pendidikan, dan
kebudayaan.Masing-masing objek yang kami kunjungi mempunyai ciri khas
masing-masing. Sehingga tiap-tiap objek mempunyai manfaat dan daya guna yang
lebih luas.
B.SARAN
Didalam pembuatan laporan ini, penulis sebagai manusia biasa pastilah
banyak sekali kesalahan untuk itu demi menyempurnakan laporan ini kritik dan
saran yang bersifat membangun akan selalu penulis harapkan.
Adapun saran-saran
yang bisa penulis berikan untuk teman-teman semua yang mengikuti kegiatan ini adalah:
1.
Para siswa/siswi seharusnya bersifat kreatif lagi dalam mencari
informasi dan ilmu pengetahuan yang baru.
2.
Dengan diadakannya kegiatan study tour ini harusnya bisa diambil
manfaatnya.
3.
Study tour hendaknya dijadikan sebagai pengembangan potensi diri bukan
untuk ajang bersenang-senang saja.
4.
Supaya
tetap menjaga dan melestarikan candi
borobudur yang menjadi tanggung jawab semua
pihak.
5.
Sebagai
bangsa yang baik, kita harus menghargai
hasil kebudayaan dan agama orang lain.
Untuk mencapai terciptanya bangsa dan
negara yang damai dan tentram.
6.
Diharapkan
bagi pengunjung untuk dapat memperoleh
peningkatan dalam pengajaran dan pembelajaran,
khususnya pemahaman tentang budaya Indonesia.
Selain itu, borobudur merupakan tempat suci
bagi umat Budha maka hendaknya bagi
pengunjung harus bersikap sopan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar